Minggu, 16 Desember 2012

Multikulturalisme


Definisi Multikulturalisme berhubungan dengan kebudayaan dan kemungkinan konsepnya dibatasi dengan muatan nilai atau memiliki kepentingan tertentu.
  • “Multikulturalisme” pada dasarnya adalah pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan penerimaan terhadap realitas keagamaan, pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Multikulturalisme dapat juga dipahami sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam kesadaran politik (Azyumardi Azra, 2007)
  • Multikulturalisme mencakup suatu pemahaman, penghargaan serta penilaian atas budaya seseorang, serta suatu penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain (Lawrence Blum, dikutip Lubis, 2006:174)
  • Sebuah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan (Suparlan, 2002, merangkum Fay 2006, Jari dan Jary 1991, Watson 2000)
  • Multikulturalisme mencakup gagasan, cara pandang, kebijakan, penyikapan dan tindakan, oleh masyarakat suatu negara, yang majemuk dari segi etnis, budaya, agama dan sebagainya, namun mempunyai cita-cita untuk mengembangkan semangat kebangsaan yang sama dan mempunyai kebanggan untuk mempertahankan kemajemukan tersebut (A. Rifai Harahap, 2007, mengutip M. Atho’ Muzhar)

Multikulturalisme di Indonesia

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat multikultural. Bila kita mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton), maka konsep masyarakat tersebut jika digabungkan dengan multikurtural memiliki makna yang sangat luas dan diperlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat mengerti apa sebenarnya masyarakat multikultural itu.
Multikultural dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi masyarakat tersebut.
Dari sinilah muncul istilah multikulturalisme. Banyak definisi mengenai multikulturalisme, diantaranya multikulturalisme pada dasarnya adalah pandangan dunia -yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan- yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman, pluralitas, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Multikulturalisme dapat juga dipahamni sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam “politics of recognition” (Azyumardi Azra, 2007). Lawrence Blum mengungkapkan bahwa multikulturalisme mencakup suatu pemahaman, penghargaan dan penilaian atas budaya seseorang, serta penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain. Berbagai pengertian mengenai multikulturalisme tersebut dapat ddisimpulkan bahwa inti dari multikulturalisme adalah mengenai penerimaan dan penghargaan terhadap suatu kebudayaan, baik kebudayaan sendiri maupun kebudayaan orang lain. Setiap orang ditekankan untuk saling menghargai dan menghormati setiap kebudayaan yang ada di masyarakat. Apapun bentuk suatu kebudayaan harus dapat diterima oleh setiap orang tanpa membeda-bedakan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain.
Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau dimana stiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri. Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam.
Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan masyarakat yang berlandaskan bhineka tunggal ika serta mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai hambatan yang menghalangi terbentuknya multikulturalisme di masyarakat.

Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena: 1. Letak geografis indonesia 2. perkawinan campur 3. iklim

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme

Akulturasi psikologis


A.Pengertian akulturasi

Menurut kamus bahasa indonesia akulturasi adalah

1 percampuran dua kebudayaan atau lebih yg saling bertemu dan saling mempengaruhi: candi-candi yg ada sekarang merupakan bukti adanya antara kebudayaan Indonesia dan kebudayaan India.

 2 Antar proses masuknya pengaruh kebudayaan asing dulu suatu masyarakat, sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing itu, dan sebagian berusaha menolak pengaruh itu.

 3 Lingkungan proses atau hasil pertemuan kebudayaan atau bahasa di antara anggota dua masyarakat bahasa, ditandai oleh peminjaman atau bilingualisme

Akulturasi adalah proses percampuran antara dua kebudayaan tanpa mengurangi kebudayaan yang sudah ada sdan menjadi suatu kebudayaan baru.

B. Pengertian Psikologis

Banyak ilmuan dan dokter menemukan bahwa teknologi dapat menganalisa keadaan psikologis dan emosional seseorang. Tanpa kita sadari bahwa sebenarnya reaksi emosional merupakan reaksi energi terhadap suatu persepsi karena setiap orang memiliki persepsi psikologis tentang diri dan lingkungannya dimana persepsi ini menjadi suatu proses mental, membentuk karakteristik impuls suatu proses mental serta pembentukan karakteristik.

 Berikut ini adalah pengertian dan definisi psikologis:

Menurut  Anas Tamsuri Psikologis adalah masalah-masalah perilaku atau emosional yang dapat emningkatkan risiko gangguan cairan, elektrolit, dan asam-basa.

 

Menurut Dennis J.Billi Secara tradisional, suara hati dipahami dalam pengertian psikologis, yaitu kesadaran tentang yang  benar dan yang salah

C. Kesimpulan

Jadi akulturasi psikologis adalah bagaimana seseorang menghadapi suatu akulturasi pada psikis nya untuk dapat menerima atau tidak suatu akulturasi tersebut.

 

Daftar pustaka

www.artikata.com/arti-318286-akulturasi.html

http://carapedia.com/pengertian_definisi_psikologis_info2055.html

 

Akulturasi psikologis


A.Pengertian akulturasi

Menurut kamus bahasa indonesia akulturasi adalah

1 percampuran dua kebudayaan atau lebih yg saling bertemu dan saling mempengaruhi: candi-candi yg ada sekarang merupakan bukti adanya antara kebudayaan Indonesia dan kebudayaan India.

 2 Antar proses masuknya pengaruh kebudayaan asing dulu suatu masyarakat, sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing itu, dan sebagian berusaha menolak pengaruh itu.

 3 Lingkungan proses atau hasil pertemuan kebudayaan atau bahasa di antara anggota dua masyarakat bahasa, ditandai oleh peminjaman atau bilingualisme

Akulturasi adalah proses percampuran antara dua kebudayaan tanpa mengurangi kebudayaan yang sudah ada sdan menjadi suatu kebudayaan baru.

B. Pengertian Psikologis

Banyak ilmuan dan dokter menemukan bahwa teknologi dapat menganalisa keadaan psikologis dan emosional seseorang. Tanpa kita sadari bahwa sebenarnya reaksi emosional merupakan reaksi energi terhadap suatu persepsi karena setiap orang memiliki persepsi psikologis tentang diri dan lingkungannya dimana persepsi ini menjadi suatu proses mental, membentuk karakteristik impuls suatu proses mental serta pembentukan karakteristik.

 Berikut ini adalah pengertian dan definisi psikologis:

Menurut  Anas Tamsuri Psikologis adalah masalah-masalah perilaku atau emosional yang dapat emningkatkan risiko gangguan cairan, elektrolit, dan asam-basa.

 

Menurut Dennis J.Billi Secara tradisional, suara hati dipahami dalam pengertian psikologis, yaitu kesadaran tentang yang  benar dan yang salah

C. Kesimpulan

Jadi akulturasi psikologis adalah bagaimana seseorang menghadapi suatu akulturasi pada psikis nya untuk dapat menerima atau tidak suatu akulturasi tersebut.

 

Daftar pustaka

www.artikata.com/arti-318286-akulturasi.html

http://carapedia.com/pengertian_definisi_psikologis_info2055.html

 

Kamis, 06 Desember 2012

Akulturasi dan Relasi Internakultural


1.  Akulturasi
Akulturasi ( Acculturation atau culture contact) adalah proses sosial yang timbulbila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan denganunsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehinggaunsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalamkebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itusendiri.Secara singkat, akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan atau lebih sehinggamembentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.
Contoh-contoh Akulturasi

a.Kereta Singo Barong (Cirebon)
 Kereta Singa Barong, yang dibuat pada tahun 1549, merupakan refleksidari persahabatan Cirebon dengan bangsa-bangsa lain. Wajah kereta inimerupakan perwujudan tiga binatang yang digabung menjadi satu, gajahdengan belalainya, bermahkotakan naga dan bertubuh hewan burak 10Belalai gajah merupakan persahabatan dengan India yang beragama Hindu,kepala naga melambangkan persahabatan dengan Cina yang beragamaBuddha, dan badan burak lengkap dengan sayapnya, melambangkanpersahabatan dengan Mesir yang beragama Islam.Kereta ini dibuat oleh seorang arsitek kereta Panembahan Losari danpemahatnya Ki Notoguna dariKaliwulu. Pahatan pada kereta itumemang detail dan rumit. Mencirikanbudaya khas tiga negara sahabat itu,pahatan, wadasan dan megamendungmencirikan khas Cirebon, warna-warna ukiran yang merah-hijaumencitrakan khas Cina. Dalam keretaitu, tiga budaya (Buddha, Hindu, danIslam) digambarkan menjadi satudalam trisula di belalai gajah.

b. Keraton Kasepuhan Cirebon
Bangunan arsitektur dan interior Keraton Kasepuhan menggambarkanberbagai macam pengaruh, mulai dari gaya Eropa, Cina, Arab, maupunbudaya lokal yang sudah ada sebelumnya, yaitu Hindu dan Jawa. Semuaelemen atau unsur budaya di atas melebur pada bangunan KeratonKasepuhan tersebut.Pengaruh Eropa tampak pada tiang-tiang bergaya Yunani. Arsitektur gayaEropa lainnya berupa lengkungan ambang pintu berbentuk setengahlingkaran yang terdapat pada bangunan Lawang Sanga (pintu sembilan).Pengaruh gaya Eropa lainnya adalah pilaster pada dinding-dindingbangunan, yang membuat dindingnya lebih menarik tidak datar. Gaya bangunan Eropa juga terlihat jelas pada bentuk pintu dan jendela pada bangunan bangsal Pringgondani, berukuran lebar dan tinggi sertapenggunaan jalusi sebagai ventilasi udara.Bangsal Prabayasa berfungsisebagai tempat menerima tamu-tamu agung. Bangunan tersebutditopang oleh tiang saka darikayu. Tiang saka tersebut diberihiasan motif tumpal yang berasal dari Jawa.Pengaruh arsitektur Hindu-Jawa yang jelas menonjol adalah bangunan SitiHinggil yang terletak di bagian paling depan kompleks keraton. Seluruhbangunannya terbuat dari konstruksi batu bata seperti lazimnya bangunancandi Hindu. Kesan bangunan gaya Hindu terlihat kuat terutama padapintu masuk menuju kompleks tersebut, yaitu berupa gapura berukuransama atau simetris antara bagian sisi kiri dan kanan seolah dibelah.Pada dinding kiri dan kanan bangsal Agung diberi hiasan tempelan porselen dari Belanda berukuran kecil 110 x 10cm berwarna biru (blauwedelft) dan berwarna merah kecoklatan. Pada bagian tengahnya diberi tempelan piring porselen Cina berwarna biru. Lukisan pada piring tersebut melukiskan seni lukis Cina dengan teknik perspektif yang bertingkat. Secara keseluruhan, warna keraton tersebut didominasi warna hijau yangidentik dengan simbol Islami. Warna emas yang digunakan pada beberapa ornamen melambangkan kemewahan dan keagungan dan warna merahmelambangkan kehidupan ataupun surgawi. Bangunan KeratonKasepuhan menyiratkan perpaduan antara aspek fungsional dan simbolismaupun budaya lokal dan luar. Mencerminkan kemajemukan gayamaupun kekayaan budaya bangsa Indonesia.

2. Relasi Internakultural

Pengertian Interakultural

Definisi yang pertama dikemukakan didalam buku “Intercultural Communication: A Reader” dimana dinyatakan bahwa komunikasi antar budaya (intercultural communication) terjadi apabila sebuah pesan (message) yang harus dimengerti dihasilkan oleh anggota dari budaya tertentu untuk konsumsi anggota dari budaya yang lain (Samovar & Porter, 1994, p. 19).
Definisi lain diberikan oleh Liliweri bahwa proses komunikasi antar budaya merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda (2003, p. 13). Apapun definisi yang ada mengenai komunikasi antar budaya (intercultural communication) menyatakan bahwa komunikasi antar budaya terjadi apabila terdapat 2 (dua) budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang melaksanakan proses komunikasi. Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Menurut Stewart L. Tubbs,komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi).Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.

3. Kesimpulan
Jadi terdapat hubungan atau relasi antara akulturasi dengan intercultural. Ada pun salah satunya akulturasi dapat terwujud dengan adanya peran dari intercultural yaitu proses komunikasi antar budaya merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda. Dari proses komunikasi budaya yang berbeda tersebut secara langsung ataupun tidak langsung tercipta akulturasi yaitu Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Singkatnyanya dari komunikasi berbeda budaya menghasilkan perpaduan budaya yang berbeda juga namun tanpa menghilangkan unsur kebudayaan kelompok masing-masing.

sumber: 

Harianto, Jimmy S. ”Keraton Kasepuhan dan Pergaulan Antarbangsa.” http://images.google.co.id /imgres?imgurl=http://www.kompas.com/kompascetak/0104/12/daerah/1104h27.jpg&imgrefurl=http://www.kompas.com/kompascetak/0104/12/daerah/kera27.htm&h=361&w=248&sz=20&hl=id&start=1&um=1&tbnid=WVVh_lQhe44UBM:&tbnh=121&tbnw=83&prev=/images%3Fq%3Dkeraton%2Bkasepuhan%2Bcirebon%26svnum%3D10%26um%3D1%26hl%3Did. (diakses pada 6 desember 2012, pukul 20.20 WIB).

Munandar, Agus Aris. ”Dinamika Kebudayaan Indonesia–Suatu Tinjauan Ringkas.”http://www.geocities.com/liacybercampus/lingua1 (diakses pada 6 desember 2012, pukul 20.05 WIB).

http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya

Selasa, 09 Oktober 2012

Musik Keroncong Portugis Indonesia



                 Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.contoh akulturasi : saat Portugis datang menjajah Indonesia.
                   Relasi Internakulturasi biasa kita kenal juga dengan istilah komunikasi budaya. Menurut Stewart komunikasi budaya adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu kondisi yang menunjukan adanya perbedaan budaya seperti bahasa, nilai-nilai, adat, kebiasaan. Komunikasi antar budaya menunjuk pada suatu fenomena komunikasi di mana para pesertanya memiliki latar belakang budaya yang berbeda terlibat dalam suatu kontak antara satu dengan lainnya, baik secara langsung atau tidak langsung. (Young Yung Kim, 1984). Komunikasi antar budaya pertama kali diperkenalkan oleh antropolog Edward Hall Istilah antarbudaya pertama kali diperkenalkan oleh Edward T. Hall pada tahun 1959

Sekilas Contoh budaya akulturasi dan relasi internakulturasinya di Indonesia

Musik Keroncong Portugis  

                Siapa sangka musik Keroncong yang kita kenal ternyata bukan musik asli Indonesia. Melainkan kesenian peninggalan masa penjajahan bangsa Portugis. Dalam perkembangannya, sejumlah unsur tradisional asli Nusantara, seperti penggunaan seruling dan beberapa komponen gamelan membuat keroncong menjadi khas Nusantara.

                  Dahulu, dalam sejarahnya, keroncong pertama kali dikenalkan oleh para pelaut asal Portugis di abad ke-16. Keroncong itu merupakan sejenis musik yang dikenal dengan sebutan fado oleh bangsa Portugis. Kini, di Indonesia ada beberapa jenis musik keroncong, salah satunya adalah Keroncong Tugu. Jika Anda orang asli Jakarta, pasti Anda tidak asing lagi dengan nama tersebut. Mungkin tidak ada perbedaan yang signifikan antara musik keroncong Tugu dengan keroncong lainnya, dan mungkin hanya kekhasannya saja yang menjadi perbedaannya.

                 Jika kita berbicara Keroncong tugu, rasa tidak lengkap kalau tidak membahas kampung Tugunya. Kampung Tugu yang diyakini sebagai kampung tertua di Jakarta ini terletak di sisi Timur Kota Jakarta, yakni Jalan Cakung Cilincing, Jakarta Utara. Ceritanya, di Kampung Tugu ini bermukimnya orang-orang keturunan bangsa Portugis (Betawi). Di sinilah kesenian Keroncong (khususnya Tugu) bermula.Tahu kah Anda mengapa kampung ini disebut Kampung Tugu? Karena dahulunya tempat ini telah ditemukan prasasti peninggalan Raja Purnawarman (Kerajaan Tarumanegara) yang seperti Tugu.Namun menurut versi yang lain, asal muasal kata 'Tugu' berasal dari penggalan kata Portugis, yaitu Por-tugu-ese, sebutan untuk orang Portugis yang menempati kampung Tugu.

                        Pada zaman penjajahan Belanda, keroncong sangat digemari dan menjadi primadona. Hingga akhirnya, musik dari Kampung Tugu ini menghipnotis para Noni Belanda. Keroncong Tugu juga diberikan penghormatan untuk mengisi acara-acara pesta bangsa Belanda pada saat itu. Bahkan sebuah Gereja pertama di Kampung Tugu yang dibangun tahun 1678, selalu diiringi musik keroncong dalam setiap acara ritual Gereja. Dan ritual tersebut tetap berlangsung hingga saat ini. Keroncong pun kemudian terus berkembang, dan melahirkan musik keroncong lainnya di berbagai daerah terutama di Jawa. Lagu-lagu Keroncong Tugu yang terkenal adalah 'mauresco' dan 'cafrinyo'.

                        Kini, musik keroncong tak sepopuler dahulu dan bahkan mulai redup. Hal tersebut sejak masuknya gelombang musik rock yang berkembang tahun 1950. Meski demikian, musik keroncong masih memiliki ruang di hati para penggemarnya. Dengan tetap memainkan dan menikmatinya.
 Selanjutnya apakah musik keroncong, khususnya keroncong Tugu, akan bertahan dengan maraknya musik modern? Semua ini kembali lagi kepada kita generasi muda untuk menjaga dan melestarikannya.

Referensi :
http://erabaru.net/sejarah/56-sejarah/17237-kerontjong-tugu-peninggalan-penjajahan-portugis
http://id.wikipedia.org/wiki/Akulturasi

Selasa, 02 Oktober 2012

Proses Pembudayaan dengan kata lain Transmisi Budaya

             Lewin memberikan penjelasan mengenai peranan penting hubungan pribadi dengan lingkungan.  Meksipun terdapat konstruk psikologis individu yang sulit ditembus oleh lingkungan luar, lingkungan masih tetap memiliki kontribusi dalam perkembangan individu.  Dalam teori Medan yang digagas Lewin ini, pribadi tak dapat dipikirkan secara terpisah dari lingkungannya.

          Proses pembudayaan terjadi dalam bentuk pewarisan tradisi budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya dan adopsi tradisi budaya oleh orang yang belum mengetahui budaya tersebut sebelumnya. Pewarisan tradisi budaya dikenal sebagai proses enkulturasi sedangkan adopsi tradisi budaya dikenal sebagai proses akulturasi. Kedua proses tersebut berujung pada pembentukan budaya dalam suatu komunitas. Proses pembudayaan enkulturasi biasanya terjadi secara informal dalam keluarga, komunitas budaya suatu suku, atau budaya suatu wilayah.

          Proses pembudayaan enkulturasi dilakukan oleh orang tua atau orang yang dianggap lebih muda. Tata krama, adat istiadat, keterampilan suatu suku/keluarga biasanya diturunkan kepada generasi berikutnya melalui proses enkulturasi. Dalam proses ini, seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Proses enkulturasi sudah dimulai sejak kecil, awalnya dari orang dalam lingkungan keluarga lalu dari teman-teman bermain.
          Sementara itu, proses akulturasi biasanya terjadi secara formal melalui pendidikan seseorang yang tidak tahu, diberi tahu dan disadarkan akan keberadaan suatu budaya, dan kemudian orang tersebut mengadopsi budaya tersebut; misalnya seseorang yang baru pindah ke tempat baru, maka ia akan mempelajari bahasa, budaya, dan kebiasaan dari masyarakat ditempat baru tersebut, lalu ia akan berbahasa dan berbudaya, serta melakukan kebiasaan sebagaimana masyarakat itu. Pendidikan merupakan proses pembudayaan dan pendidikan juga dipandang sebagai alat untuk perubahan budaya. Proses pembelajaran di sekolah merupakan proses pembudayaan yang formal (proses akulturasi). Proses akulturasi bukan semata-mata transmisi budaya dan adopsi budaya tetapi juga perubahan budaya. Sebagaimana diketahui, pendidikan menyebabkan terjadinya beragam perubahan dalam bidang sosial, budaya, ekonomi. politik, dan agama. Namun, pada saat yang bersamaan, pendidikan juga merupakan alat untuk konservasi budaya-transmisi, adopsi, dan pelestarian budaya. Mengingat besarnya peran pendidikan dalam proses akulturasi maka pendidikan menjadi sarana utama pengenalan budaya baru yang kemudian akan diadopsi oleh sekelompok siswa dan kemudian dikembangkan serta dilestarikan. Budaya baru tersebut sangat beragam, mulai dari budaya yang dibawa oleh masing-masing peserta didik dan masing-masing bidang ilmu yang berasal bukan dari budaya setempat, budaya guru yang mengajar, budaya sekolah, dan Keluarga.

Kamis, 27 September 2012

Seputar tentang Psikologi Lintas Budaya



Menurut Segall, Dasen dan Poortinga, psikologi lintas-budaya adalah kajian mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara perilaku terjadi. Definisi ini relatif sederhana dan memunculkan banyak persoalan. Sejumlah definisi lain mengungkapkan beberapa segi baru dan menekankan beberapa kompleksitas

Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Ilmu lain

Psikologi lintas budaya sama seperti dengan Psikologi budaya mencoba mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia. Namun psikologi lintas budaya tidak hanya mempelajari faktor budaya dengan prilaku tetapi faktor antar budaya atau perbedaan budaya yang mempengaruhi prilaku manusia.

Psikologi Sosial mempelajari tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan masyarakat sekitarnya. Psikologi lintas budaya juga sama mempelajari individu dengan masyarakat selain itu juga mempelajari individu dengan atar masyarakat yang berbeda.
Ruang Lingkup Antropologi psikologi sama dengan pengakajian secara psikologi lintas budaya (cross cultural) mengenai kepribadian dan sistem sosial budaya.

Perbedaan psikologi lintas budaya dengan psikologi Indigenous, pikologi budaya dan antropologi

·        Psikologi Indigenous

Kuang-Kuo Hwang (2004) dalam artikelnya berjudul “The epistemological goal of indigenous psychology: The perspective of constructive realism,” psikologi indigenus muncul kali pertama pada tahun 1970an di kawasan Asia. Pada waktu itu, banyak psikolog di negara non-barat yang mengadopsi konsep-konsep dan metodologi penelitian yang berkembang di barat untuk diaplikasikan di tempat asal mereka.


Namun, setelah diterapkan di tempat asal, ditemukan adanya ketidakrelevanan antara konsep barat dengan bahasan psikologi masyarakat setempat waktu itu. Konsep dan metodologi penelitian dari barat juga tidak mampu memecahkan permasalahan yang tengah dihadapi oleh masyarakat setempat dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga, dari situlah muncul indigenous psychology sebagai jawaban atas keprihatinan para psikologi non-barat. Bahasa mudahnya saya, indigenous psychology muncul mungkin sebagai  ketidakpuasan atas konsep psikologi “barat” dalam menjawab permasalahan psikologi masyarakat “timur”.
Kim & Berry (1993) memberi contoh mudah untuk proses indigenisasi ini. Isu buta-huruf, kemiskinan, pembangunan nasional, dan psikologi desa, kata Kim & Berry, adalah isu yang tepat untuk India, tetapi belum tentu tepat untuk negara Industri (baca: negara maju). 

·        psikologi Budaya

Budaya telah menjadi perluasan topik ilmu psikologi di mana mekanisme berpikir dan bertindak pada suatu masyarakat kemudian dipelajari dan diperbandingkan terhadap masyarakat lainnya.  Psikologi budaya mencoba mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia.  Di dalam kajiannya, terdapat pula paparan mengenai kepribadian individu yang dipandang sebagai hasil bentukan sistem sosial yang di dalamnya tercakup budaya.  Adapun kajian lintas budaya merupakan pendekatan yang digunakan oleh ilmuan sosial dalam mengevaluasi budaya-budaya yang berbeda dalam dimensi tertentu dari kebudayaan.

·        Antropologi

Secara etimologi, antropologi berasal dari dua kata, yaitu Antrop dan Logos. Antrop berarti manusia, sedangkan Logos berarti kajian, diskusi, atau ilmu. Ilmu pengetahuan antropologi mengkaji manusia dalam bermasyarakat, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri. Objek dari antropologi adalah manusia di dalam suatu masyarakat suku bangsa, kebudyaan, dan perilakunya
Antropologi adalah semua hal tentang manusia, dan merupakan tanggung jawab antropologi untuk menjelaskan semua cerita tentang manusia, dari segi yang baik maupun dari segi yang buruk. Antropologi tidak hanya terpaku pada sebagian kelompok orang tetapi mencakup semua manusia, bukan hanya dari satu aspek melainkan dari segala aspek

Referensi :