Kamis, 27 September 2012

Seputar tentang Psikologi Lintas Budaya



Menurut Segall, Dasen dan Poortinga, psikologi lintas-budaya adalah kajian mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara perilaku terjadi. Definisi ini relatif sederhana dan memunculkan banyak persoalan. Sejumlah definisi lain mengungkapkan beberapa segi baru dan menekankan beberapa kompleksitas

Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Ilmu lain

Psikologi lintas budaya sama seperti dengan Psikologi budaya mencoba mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia. Namun psikologi lintas budaya tidak hanya mempelajari faktor budaya dengan prilaku tetapi faktor antar budaya atau perbedaan budaya yang mempengaruhi prilaku manusia.

Psikologi Sosial mempelajari tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan masyarakat sekitarnya. Psikologi lintas budaya juga sama mempelajari individu dengan masyarakat selain itu juga mempelajari individu dengan atar masyarakat yang berbeda.
Ruang Lingkup Antropologi psikologi sama dengan pengakajian secara psikologi lintas budaya (cross cultural) mengenai kepribadian dan sistem sosial budaya.

Perbedaan psikologi lintas budaya dengan psikologi Indigenous, pikologi budaya dan antropologi

·        Psikologi Indigenous

Kuang-Kuo Hwang (2004) dalam artikelnya berjudul “The epistemological goal of indigenous psychology: The perspective of constructive realism,” psikologi indigenus muncul kali pertama pada tahun 1970an di kawasan Asia. Pada waktu itu, banyak psikolog di negara non-barat yang mengadopsi konsep-konsep dan metodologi penelitian yang berkembang di barat untuk diaplikasikan di tempat asal mereka.


Namun, setelah diterapkan di tempat asal, ditemukan adanya ketidakrelevanan antara konsep barat dengan bahasan psikologi masyarakat setempat waktu itu. Konsep dan metodologi penelitian dari barat juga tidak mampu memecahkan permasalahan yang tengah dihadapi oleh masyarakat setempat dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga, dari situlah muncul indigenous psychology sebagai jawaban atas keprihatinan para psikologi non-barat. Bahasa mudahnya saya, indigenous psychology muncul mungkin sebagai  ketidakpuasan atas konsep psikologi “barat” dalam menjawab permasalahan psikologi masyarakat “timur”.
Kim & Berry (1993) memberi contoh mudah untuk proses indigenisasi ini. Isu buta-huruf, kemiskinan, pembangunan nasional, dan psikologi desa, kata Kim & Berry, adalah isu yang tepat untuk India, tetapi belum tentu tepat untuk negara Industri (baca: negara maju). 

·        psikologi Budaya

Budaya telah menjadi perluasan topik ilmu psikologi di mana mekanisme berpikir dan bertindak pada suatu masyarakat kemudian dipelajari dan diperbandingkan terhadap masyarakat lainnya.  Psikologi budaya mencoba mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia.  Di dalam kajiannya, terdapat pula paparan mengenai kepribadian individu yang dipandang sebagai hasil bentukan sistem sosial yang di dalamnya tercakup budaya.  Adapun kajian lintas budaya merupakan pendekatan yang digunakan oleh ilmuan sosial dalam mengevaluasi budaya-budaya yang berbeda dalam dimensi tertentu dari kebudayaan.

·        Antropologi

Secara etimologi, antropologi berasal dari dua kata, yaitu Antrop dan Logos. Antrop berarti manusia, sedangkan Logos berarti kajian, diskusi, atau ilmu. Ilmu pengetahuan antropologi mengkaji manusia dalam bermasyarakat, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri. Objek dari antropologi adalah manusia di dalam suatu masyarakat suku bangsa, kebudyaan, dan perilakunya
Antropologi adalah semua hal tentang manusia, dan merupakan tanggung jawab antropologi untuk menjelaskan semua cerita tentang manusia, dari segi yang baik maupun dari segi yang buruk. Antropologi tidak hanya terpaku pada sebagian kelompok orang tetapi mencakup semua manusia, bukan hanya dari satu aspek melainkan dari segala aspek

Referensi :