Menurut
Segall, Dasen dan Poortinga, psikologi lintas-budaya adalah kajian mengenai
perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu
dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini
mengarahkan perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku manusia di dunia
dan kaitan antara perilaku terjadi. Definisi ini relatif sederhana dan
memunculkan banyak persoalan. Sejumlah definisi lain mengungkapkan beberapa
segi baru dan menekankan beberapa kompleksitas
Hubungan
Psikologi Lintas Budaya dengan Ilmu lain
Psikologi
lintas budaya sama seperti dengan Psikologi budaya mencoba mempelajari
bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia. Namun
psikologi lintas budaya tidak hanya mempelajari faktor budaya dengan prilaku
tetapi faktor antar budaya atau perbedaan budaya yang mempengaruhi prilaku
manusia.
Psikologi
Sosial mempelajari tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan masyarakat
sekitarnya. Psikologi lintas budaya juga sama mempelajari individu dengan
masyarakat selain itu juga mempelajari individu dengan atar masyarakat yang
berbeda.
Ruang
Lingkup Antropologi psikologi sama dengan pengakajian secara psikologi lintas
budaya (cross cultural) mengenai kepribadian dan sistem sosial budaya.
Perbedaan
psikologi lintas budaya dengan psikologi Indigenous, pikologi budaya dan
antropologi
·
Psikologi
Indigenous
Kuang-Kuo
Hwang (2004) dalam artikelnya berjudul “The epistemological goal of indigenous
psychology: The perspective of constructive realism,” psikologi indigenus
muncul kali pertama pada tahun 1970an di kawasan Asia.
Pada waktu itu, banyak psikolog di negara non-barat yang mengadopsi
konsep-konsep dan metodologi penelitian yang berkembang di barat untuk
diaplikasikan di tempat asal mereka.
Namun,
setelah diterapkan di tempat asal, ditemukan adanya ketidakrelevanan antara
konsep barat dengan bahasan psikologi masyarakat setempat waktu itu. Konsep dan
metodologi penelitian dari barat juga tidak mampu memecahkan permasalahan yang
tengah dihadapi oleh masyarakat setempat dalam kehidupan sehari-harinya.
Sehingga, dari situlah muncul indigenous psychology sebagai jawaban atas
keprihatinan para psikologi non-barat. Bahasa mudahnya saya, indigenous
psychology muncul mungkin sebagai
ketidakpuasan atas konsep psikologi “barat” dalam menjawab permasalahan
psikologi masyarakat “timur”.
Kim
& Berry (1993) memberi contoh mudah untuk proses indigenisasi ini. Isu
buta-huruf, kemiskinan, pembangunan nasional, dan psikologi desa, kata Kim
& Berry, adalah isu yang tepat untuk India, tetapi belum tentu tepat untuk
negara Industri (baca: negara maju).
·
psikologi
Budaya
Budaya telah menjadi perluasan topik ilmu psikologi
di mana mekanisme berpikir dan bertindak pada suatu masyarakat kemudian
dipelajari dan diperbandingkan terhadap masyarakat lainnya. Psikologi budaya mencoba mempelajari
bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia. Di dalam kajiannya, terdapat pula paparan
mengenai kepribadian individu yang dipandang sebagai hasil bentukan sistem
sosial yang di dalamnya tercakup budaya.
Adapun kajian lintas budaya merupakan pendekatan yang digunakan oleh
ilmuan sosial dalam mengevaluasi budaya-budaya yang berbeda dalam dimensi
tertentu dari kebudayaan.
·
Antropologi
Secara etimologi, antropologi berasal dari dua
kata, yaitu Antrop dan Logos. Antrop berarti manusia, sedangkan Logos berarti
kajian, diskusi, atau ilmu. Ilmu pengetahuan antropologi mengkaji manusia dalam
bermasyarakat, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu
sendiri. Objek dari antropologi adalah manusia di dalam suatu masyarakat suku
bangsa, kebudyaan, dan perilakunya
Antropologi adalah semua hal tentang manusia, dan
merupakan tanggung jawab antropologi untuk menjelaskan semua cerita tentang
manusia, dari segi yang baik maupun dari segi yang buruk. Antropologi tidak
hanya terpaku pada sebagian kelompok orang tetapi mencakup semua manusia, bukan
hanya dari satu aspek melainkan dari segala aspek
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar