Kamis, 06 Desember 2012

Akulturasi dan Relasi Internakultural


1.  Akulturasi
Akulturasi ( Acculturation atau culture contact) adalah proses sosial yang timbulbila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan denganunsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehinggaunsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalamkebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itusendiri.Secara singkat, akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan atau lebih sehinggamembentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.
Contoh-contoh Akulturasi

a.Kereta Singo Barong (Cirebon)
 Kereta Singa Barong, yang dibuat pada tahun 1549, merupakan refleksidari persahabatan Cirebon dengan bangsa-bangsa lain. Wajah kereta inimerupakan perwujudan tiga binatang yang digabung menjadi satu, gajahdengan belalainya, bermahkotakan naga dan bertubuh hewan burak 10Belalai gajah merupakan persahabatan dengan India yang beragama Hindu,kepala naga melambangkan persahabatan dengan Cina yang beragamaBuddha, dan badan burak lengkap dengan sayapnya, melambangkanpersahabatan dengan Mesir yang beragama Islam.Kereta ini dibuat oleh seorang arsitek kereta Panembahan Losari danpemahatnya Ki Notoguna dariKaliwulu. Pahatan pada kereta itumemang detail dan rumit. Mencirikanbudaya khas tiga negara sahabat itu,pahatan, wadasan dan megamendungmencirikan khas Cirebon, warna-warna ukiran yang merah-hijaumencitrakan khas Cina. Dalam keretaitu, tiga budaya (Buddha, Hindu, danIslam) digambarkan menjadi satudalam trisula di belalai gajah.

b. Keraton Kasepuhan Cirebon
Bangunan arsitektur dan interior Keraton Kasepuhan menggambarkanberbagai macam pengaruh, mulai dari gaya Eropa, Cina, Arab, maupunbudaya lokal yang sudah ada sebelumnya, yaitu Hindu dan Jawa. Semuaelemen atau unsur budaya di atas melebur pada bangunan KeratonKasepuhan tersebut.Pengaruh Eropa tampak pada tiang-tiang bergaya Yunani. Arsitektur gayaEropa lainnya berupa lengkungan ambang pintu berbentuk setengahlingkaran yang terdapat pada bangunan Lawang Sanga (pintu sembilan).Pengaruh gaya Eropa lainnya adalah pilaster pada dinding-dindingbangunan, yang membuat dindingnya lebih menarik tidak datar. Gaya bangunan Eropa juga terlihat jelas pada bentuk pintu dan jendela pada bangunan bangsal Pringgondani, berukuran lebar dan tinggi sertapenggunaan jalusi sebagai ventilasi udara.Bangsal Prabayasa berfungsisebagai tempat menerima tamu-tamu agung. Bangunan tersebutditopang oleh tiang saka darikayu. Tiang saka tersebut diberihiasan motif tumpal yang berasal dari Jawa.Pengaruh arsitektur Hindu-Jawa yang jelas menonjol adalah bangunan SitiHinggil yang terletak di bagian paling depan kompleks keraton. Seluruhbangunannya terbuat dari konstruksi batu bata seperti lazimnya bangunancandi Hindu. Kesan bangunan gaya Hindu terlihat kuat terutama padapintu masuk menuju kompleks tersebut, yaitu berupa gapura berukuransama atau simetris antara bagian sisi kiri dan kanan seolah dibelah.Pada dinding kiri dan kanan bangsal Agung diberi hiasan tempelan porselen dari Belanda berukuran kecil 110 x 10cm berwarna biru (blauwedelft) dan berwarna merah kecoklatan. Pada bagian tengahnya diberi tempelan piring porselen Cina berwarna biru. Lukisan pada piring tersebut melukiskan seni lukis Cina dengan teknik perspektif yang bertingkat. Secara keseluruhan, warna keraton tersebut didominasi warna hijau yangidentik dengan simbol Islami. Warna emas yang digunakan pada beberapa ornamen melambangkan kemewahan dan keagungan dan warna merahmelambangkan kehidupan ataupun surgawi. Bangunan KeratonKasepuhan menyiratkan perpaduan antara aspek fungsional dan simbolismaupun budaya lokal dan luar. Mencerminkan kemajemukan gayamaupun kekayaan budaya bangsa Indonesia.

2. Relasi Internakultural

Pengertian Interakultural

Definisi yang pertama dikemukakan didalam buku “Intercultural Communication: A Reader” dimana dinyatakan bahwa komunikasi antar budaya (intercultural communication) terjadi apabila sebuah pesan (message) yang harus dimengerti dihasilkan oleh anggota dari budaya tertentu untuk konsumsi anggota dari budaya yang lain (Samovar & Porter, 1994, p. 19).
Definisi lain diberikan oleh Liliweri bahwa proses komunikasi antar budaya merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda (2003, p. 13). Apapun definisi yang ada mengenai komunikasi antar budaya (intercultural communication) menyatakan bahwa komunikasi antar budaya terjadi apabila terdapat 2 (dua) budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang melaksanakan proses komunikasi. Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Menurut Stewart L. Tubbs,komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi).Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.

3. Kesimpulan
Jadi terdapat hubungan atau relasi antara akulturasi dengan intercultural. Ada pun salah satunya akulturasi dapat terwujud dengan adanya peran dari intercultural yaitu proses komunikasi antar budaya merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda. Dari proses komunikasi budaya yang berbeda tersebut secara langsung ataupun tidak langsung tercipta akulturasi yaitu Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Singkatnyanya dari komunikasi berbeda budaya menghasilkan perpaduan budaya yang berbeda juga namun tanpa menghilangkan unsur kebudayaan kelompok masing-masing.

sumber: 

Harianto, Jimmy S. ”Keraton Kasepuhan dan Pergaulan Antarbangsa.” http://images.google.co.id /imgres?imgurl=http://www.kompas.com/kompascetak/0104/12/daerah/1104h27.jpg&imgrefurl=http://www.kompas.com/kompascetak/0104/12/daerah/kera27.htm&h=361&w=248&sz=20&hl=id&start=1&um=1&tbnid=WVVh_lQhe44UBM:&tbnh=121&tbnw=83&prev=/images%3Fq%3Dkeraton%2Bkasepuhan%2Bcirebon%26svnum%3D10%26um%3D1%26hl%3Did. (diakses pada 6 desember 2012, pukul 20.20 WIB).

Munandar, Agus Aris. ”Dinamika Kebudayaan Indonesia–Suatu Tinjauan Ringkas.”http://www.geocities.com/liacybercampus/lingua1 (diakses pada 6 desember 2012, pukul 20.05 WIB).

http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar