Jumat, 22 Maret 2013

Bentuk bentuk utama dalam psikoterapi



Bentuk - bentuk Utama dalam Psikoterapi

Ada tiga bentuk utama dari psikoterapi yaitu:

A.   Terapi supportive

          Suatu terapi yang tidak merawat atau memperbaiki kondisi yang mendasarinya, melainkan meningkatkan kenyamanan pasien. Penyembuhan Supportif (Supportive Therapy merupakan perawatan dalam psikoterapi yang mempunyai tujuan untuk :
ü  Memperkuat benteng pertahanan (harga diri atau kepribadian)→ membuat klien percaya diri menghadapi ketakutan yang dialaminya.
ü  Memperluas mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi atau kepribadian
ü  Pengembalian pada penyesuaian diri yang seimbang.
  Penyembuhan supportif ini dapat menggunakan beberapa metode dan  teknik pendekatan, diantaranya :
           ü   Bimbingan (Guidance)
           ü  Mengubah lingkungan (Environmental Manipulation)
           ü  Pengutaraan dan penyaluran arah minat                                                             
           ü  Tekanan dan pemaksaan
           ü  Penebalan perasaan (Desensitization)
           ü  Penyaluran emosional
           ü  Sugesti
ü  Penyembuhan inspirasi berkelompok (Inspirational Group Therapy)

B.   Penyembuhan Reedukatif (Reeducative Therapy)
          Suatu metode penyembuhan yang mempunyai bertujuan untuk mengusahakan penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi sasaran/tujuan hidup, dan untuk menghidupkan kembali potensi. Adapun metode yang dapat digunakan antara lain :
ü  Penyembuhan sikap (attitude therapy)
ü  Wawancara (interview psychtherapy)
ü  Penyembuhan terarah (directive therapy)
ü  Psikodrama

C.   Penyembuhan Rekonstruktif (Reconstructive Therapy)

          Penyembuhan rekonstruktif mempunyai tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan untuk perluasan pertunbuhan kepribadian dengan mengembangkan potensi. Metode dan teknik pendekatannya antara lain :

ü  Psikoanalisis
ü  Pendekatan transaksional (transactional therapy)
ü  Penyembuhan analitik berkelompok

referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Psikoterapi

Pebedaan Konseling dan Psikoterapi



Definisi Konseling
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang..

Definisi Psikoterapi
Psikoterapi  memusatkan perhatian untuk membantu pasien mengadakan perubahan-perubahan behavioral, kognitif dan emosional serta membantunya supaya menjalani kehidupan yang lebih penuh perasaan. Psikoterapi mungkin diarahkan pada salah satu atau semua ciri dari fungsi psikologis ini.

Brammer & Shostrom (1977) mengemukakan bahwa :

1. Konseling ditandai oleh adanya terminology seperti : “educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awareness, normal, present-time dan short term”

2. Sedangkan psikoterapi ditandai oleh : “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, depth emphasis, analytical, focus on the past, neurotics and orther severe emotional problems and longterm.

Perbedaan Konseling dan Psikoterapi

1. Klien yang menjalani konseling tidak digolongkan sebagai penderita penyakit jiwa, tetapi dipandang sebagai seseorang yang mampu memilih tujuan-tujuannya, membuat keputusan dan secara umum bisa bertanggung jawab terhadap perbuatannya sendiri dan terhadap hari depannya.

2. Konseling dipusatkan pada keadaan sekarang dan yang akan datang.

3. Klien adalah klien dan bukan pasien. Konselor bukanlah tokoh otoriter namun adalah seorang pendidik dan mitra dari klien dalam melangkah bersama untuk mencapai tujuan.

4. Konselor tidaklah netral secara moral atau tidak bermoral, melainkan memiliki nilai-nilai perasaan dan normanya sendiri, meskipun konselor tidak perlu memaksakan hal ini kepada klien namun ia juga tidak menutupinya.

5. Konselor memusatkan pada perubahan perilaku tidak hanya menumbuhkan pengertian.


METODE

    Konseling ditandai oleh jangka waktu yang lebih singkat, lebih sedikit waktu pertemuannya, lebih banyak melakukan evaluasi psikologis, lebih memperhatikan masalah sehari-hari klien, lebih memfokuskan pada aktivitas kesadaran, lebih memberikan nasihat, kurang berhubungan dengan transferens, lebih menekankan pada situasi yang riil, lebih kognitif dan berkurang intensitas emosi, lebih menjelaskan atau menerangkan dan lebih sedikit kekaburannya.

Referensi

Abu Bakar M. Luddin, M.Pd., Ph.D. Dasar Dasar Konseling. Perdana Publishing,

Singgih D. Gunarsa Dr. Dkk. Konseling dan psikoterapi. BPK Gunung Mulia.

psikoterapi adalah......



Umumnya psikoterapi dianjurkan bila seseorang berteman dengan kehidupan, masalah hubungan atau kerja atau masalah kesehatan mental tertentu, dan isu-isu atau masalah yang menyebabkan banyak individu yang besarmerasakan rasa sakit atau marah selama lebih dari satu hari. Ada pengecualian untuk aturan umum, tetapi sebagian besar, tidak ada salahnya untuk pergi ke terapi bahkan jika Anda tidak sepenuhnya yakin Anda akan mendapat manfaat dari itu. Jutaan orang mengunjungi psikoterapis setiap tahun, dan sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa orang yang melakukannya manfaat dari interaksi. Kebanyakan terapis juga akan jujur dengan Anda jika mereka yakin Anda tidak akan mendapatkan keuntungan atau pendapat mereka, tidak perlu psikoterapi

Ciri-ciri dari defenisi mengenai psikoterapi ini, seperti penjelasan dibawah ini:

Interaksi Sistematis→ Psikoterapi adalah suatu proses yang menggunakan suatu interaksi antara kline dan terapis. Kata sistematis di sini berarti terapis menyusun interaksi-interaksi dengan suatu rencana dan tujuan khusus yang menggambarkan segi pandangan teoritis terapis.

Prinsip-prinsip Psikologis→ Psikoterapis menggunakan prinsip-prinsip penelitian, dan teori-teori psikologis serta menyusun interaksi teraupetik.

Tingkah Laku, Pikiran dan Perasaan→ Psikoterapi memusatkan perhatian untuk membantu pasien mengadakan perubahan-perubahan behavioral, kognitif dan emosional serta membantunya supaya menjalani kehidupan yang lebih penuh perasaan. Psikoterapi mungkin diarahkan pada salah satu atau semua ciri dari fungsi psikologis ini.

Tingkah Laku Abnormal, Memecahkan Masalah, dan Pertumbuhan Diri→ Sekurang-kurangnya ada tiga kelompok klien yang dibantu oleh psikoterapi. Kelompok pertama adalah orang-orang yang mengalami masalah-masalah tingkah laku yang abnormal, seperti gangguan suasana hati, gangguan penyesuaian diri, gangguan kecemasan atau skizofrenia. Untuk beberapa gangguan ini, terutama gangguan bipolar dan skizofrenia, terapi biologis umumnya memegang peranan utama dalam perawatan. Meskipun demikian, selain perawatan biologis, psikoterapi membantu pasien belajar tentang dirinya sendiri dan memperoleh keterampilan-keterampilan yang akan memudahkannya menanggulangi tantangan hidup dengan lebih baik. Kelompok kedua adalah orang-orang yang meminta bantuan untuk menangani hubungan-hubungan yang bermasalah atau menangani masalah-masalah pribadi yang tidak cukup berat dianggap abnormal, seperti perasaan malu atau bingung mengenai pilihan-pilihan karir. Kelompok ketiga  adalah orang-orang yang mencari psikoterapi karena psikoterapi dianggap sebagai sarana untuk memperoleh petumbuhan pribadi. Bagi mereka, psikoterapi adalah sarana untuk penemuan diri dan peningkatan kesadaran yang akan membantu mereka untuk mencapai potensi yang penuh sebagai manusia.

Dari data diatas dapat disimpulkan Psikoterapi adalah proses difokuskan untuk membantu Anda menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan Anda. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai karier baru atau akan mengalami perceraian.

Referensi:
Mappiare, Andi. 1992. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Semiun. Yustinus. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta. Kanisius